Ringkasan dan Analisis Puisi Surat Dari Ibu Karya Asrul Sani: 2022

Tentang Puisi dan Penulis: Asrul Sani adalah salah satu dari seniman pelopor di Angkatan ’45 yang lahir di Rao, Pasaman, Sumatera Barat pada tanggal 10 Juni 1927. Semasa hidupnya, beliau menjalani pendidikan di Indonesia dan juga di luar negeri, tepatnya di Belanda pada tahun 1951-1952 untuk mempelajari drama dan di Amerika Serikat, di University of Southern California pada tahun 1955-1957 untuk mempelajari dramaturgi dan sinematografi. Semasa hidupnya, Asrul Sani telah menghasilkan lebih dari 25 puisi, 11 cerpen, 6 terjemahan puisi dan 3 terjemahan drama, serta sebuah antologi puisi yang dibuatnya bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin yang berjudul “Tiga Menguak Takdir” pada tahun 1950.

Puisi ini ditulis oleh Asrul Sani dan diterbitkkan pertama kali oleh PT Gramedia Utama pada tahun 1987. Puisi Surat Dari Ibu merupakan salah satu dari sekian banyak puisi modern dan kontemporer Indonesia yang termasuk ke dalam kumpulan puisi sastrawan Indonesia di dalam buku Tonggak: Antologi Puisi Indonesia Modern 1-2 yang diterbitkan pada tahun 1987.

Ringkasan Puisi Surat Dari Ibu Karya Asrul Sani

Puisi ini menceritakan bagaimana seorang Ibu mengirim meminta anak-anaknya untuk mencari ilmu pengetahuan dan wawasan akan dunia ini sebanyak-banyaknya. Beliau mengizinkan anak-anaknya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan apapun sesuka hati mereka, tanpa ada batasan, dan juga mereka diperbolehkan untuk meluaskan dunia pergaulan mereka dengan berteman dengan siapapun yang mereka mau, demi mendapatkan teman-teman yang baik bagi mereka.

Beliau meminta anak-anaknya untuk mencari ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan meluaskan pergaulan mereka karena Ibu tersebut sadar, bahwa mereka masih berumur muda, yang harus diisi dengan hal-hal yang berguna bagi masa depan mereka seperti ilmu pengetahuan dan wawasan yang akan membuat mereka menjadi orang yang berguna di masa depan, pengalaman yang akan membuat mereka menjadi bijaksana dan dewasa, serta meluaskan pergaulan mereka agar hidup mereka di kedepannya tidak akan sepi dan menjadi lebih mudah. Beliau mengingatkan anak-anaknya bagaimana mereka masih muda dan tidak perlu ragu untuk belajar mengenai apapun dan bergaul dengan siapapun.

Beliau memberitahu anak-anaknya untuk janganlah ragu untuk mempelajari hal-hal yang baru, janganlah takut untuk berkenalan dengan orang lain agar mereka tumbuh menjadi anak yang dapat berguna bagi dirinya sendiri dan untuk orang lain. Beliau memberitahukan hal tersebut karena mereka masih muda dan mengingatkan mereka bahwa waktu terus berjalan dan jika mereka tidak mengambil dan memupuk ilmu pengetahuan, wawasan, dan meluaskan pergaulan mereka, sebelum mereka terlambat, karena mereka sudah terlalu tua dan tidak memiliki waktu untuk mempelajari banyak hal dan meluaskan pergaulan mereka.

Beliau mengingatkan anak-anaknya  bahwa bumi selalu berputar dan waktu selalu berjalan, dan jika mereka menggunakan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna dan sia-sia, mereka akan terlambat dan tidak akan mendapatkan apapun, yang dapat berguna untuk diri mereka di masa depan dan akan menyulitkan kehidupan mereka ketika mereka telah dewasa jika mereka tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang berguna.

Ibu tersebut ingin anak-anaknya menjadi anak yang mandiri, yang dapat mengurus dan mengisi kehidupannya sendiri dengan hal-hal yang dipelajari sejak mereka masih kecil dan hubungan mereka dengan orang lain yang sudah mereka bina sejak mereka masih kecil. Beliau ingin anak-anaknya tidak melupakannya dan akan tetap mengunjunginya ketika anak-anak tersebut sudah menjadi orang dewasa yang mandiri dan mampu menghidupi dirinya sendiri dan sudah memiliki keluarga sedangkan beliau sudah menjadi seorang nenek-nenek.

Beliau ingin anak-anak yang beliau rawat dan besarkan sejak masih bayi dengan sepenuh hati dan kasih sayang tidak lupa akan dirinya, jerih payahnya demi membesarkan mereka. Beliau ingin anak-anaknya mengunjunginya bersama keluarga baru mereka ketika mereka telah dewasa, serta beliau ingin mendengar cerita anak-anakanya mengenai perjalanan hidup mereka selama ini, yang pasti penuh dengan ombak dan gejolak yang sangat menarik dan bagaimana mereka mengalahkan ombak tersebut dengan ilmu pengetahuan dan pergaulan yang telah mereka pelajari dan mereka bina sejak mereka masih muda.

Beliau ingin mendengar bagaimana anak-anaknya memahami tentang cinta dan memaknai kehidupan mereka, ingin mendengar bagaimana mereka mengartikan cinta secara nyata di kehidupan mereka, mengerti bagaiman anak-anaknya menjalani kehidupannya dan tetap menjaga dan melakukan apapun yang mereka cintai. Beliau ingin melihat anak-anaknya bahagia karena ilmu pengetahuan, wawasan, dan pergaulan yang telah mereka dapatkan dan mereka jaga sejak mereka masih muda, untuk mendapatkan perasaan lega dan puas bahwa beliau telah menjadi Ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Analisis Singkat Puisi Surat Dari Ibu Karya Asrul Sani

Puisi ini merupakan puisi modern dan kontemporer karena mengangkat hal-hal yang berhubungan dengan harapan dan keinginan dari seorang Ibu untuk anak-anaknya, yang merupakan sebuah ciri-ciri penting bagi puisi modern yang dimana hal-hal dalam makna dalam sebuah puisi berputar hanya pada sebuah subjek dan membahas hal-hal yang tidak mengandung kritik ataupuan isu-isu sosial yang terjadi di dunia.

Puisi ini mempunyai makna yang bagus dan berisi mengenai harapan-harapan dari seorang Ibu terhadap anak-anaknnya untuk menjadi sukses dan bahagia dengan mencari ilmu dan meluaskan pergaulan mereka dengan semangat selagi mereka masih muda, dan bagaimana seorang Ibu ingin melihat anaknya tetap menjadi anak yang berbakti kepadanya dan tidak melupakan jasa-jasa yang Ibunya yang membuat mereka dapat menjadi orang yang sukses dan bahagia di dalam kehidupan dan juga yang melahirkan mereka ke dunia dan merawat mereka sampai mereka dapat melakukan hal apapun sendiri.

Puisi ini dapat menyadarkan mereka yang membaca dan menghayati puisi ini mengenai pentingnya pengetahuan dan meluaskan pergaulan sejak masih muda, dan juga pentingnya untuk menghormati orang yang lebih tua khususnya Ibu, yang melahirkan kita ke dunia ini dan membimbing kita sampai kita dapat mengurus diri kita sendiri. Mereka yang membaca puisi ini pasti akan tersadar betapa besar jasa dari seorang Ibu kepada kita, betapa besar jerih payah yang mereka lakukan agar kita dapat bahagia sejak kecil dan yang ingin mereka lihat adalah bagaimana kita dapat bahagia ketika kita dewasa, yang merupakan salah satu mimpi terbesarnya, melihat anak-anaknya dapat tumbuh besar dan menghidupi keluarganya dengan sejahtera dan juga tidak melupakan jasa-jasa dari Ibu mereka.

Gaya Bahasa Puisi Surat Dari Ibu Karya Asrul Sani

Sudut Pandang:

Sudut pandang dari puisi ini adalah sudut pandang dari orang pertama, yaitu sudut pandang dari seorang Ibu mengenai harapan dan keinginannya untuk anak-anaknya. Hal ini ditandai dengan pemakaian kata “Aku” untuk menunjukkan bahwa subjek utama dari puisi ini merujuk kepada seorang Ibu yang sedang memberitahu anak-anaknya pentingnya untuk mencari ilmu pengetahuan dan meluaskan pergaulan mereka agar mereka menjadi sukses di masa depan dan yang dia inginkan adalah agar anak-anak tersebut tidak melupakannya dan anak-anaknya menceritakan kesuksesan yang mereka alami kepada dirinya.

Rima:

Puisi ini tidak memiliki rima yang teratur bagi setiap barisnya, tetapi puisi ini ditulis dengan format klasik, yaitu setiap bait berisi 4 baris, walaupun setiap barisnya tidak memiliki jumlah kata yang lama dan tidak terikat dengan rima yang sama di akhir katanya, dan oleh karena itulah puisi ini termasuk dalam puisi kontemporer yang tidak terlalu memperhatikan rima dan format penulisan sebuah puisi.

Simbolisme:

Asrul Sani membuat puisi ini dengan menggunakan makna kiasan yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berada di alam. Angin buritan, matahari pagi yang menyinari dedaunan di dalam rimba dan padang hijau di bait pertama puisi ini merupakan simbol dari bagaimana anak-anak tersebut masih muda dan alam di baris pertama kedua bait pertama menjadi simbol bagi ilmu pengetahuan.

Di bait kedua, lautan menjadi simbol dari ilmu pengetahuan, wawasan, dan pergaulan sama seperti alam di bait pertama, sedangkan hari yang petang, pintu waktu lampau menjadi simbol dari bahwa anak tersebut sudah menjadi dewasa dan mereka akan terlambat untuk mencari ilmu pengetahuan.

Bait ketiga dan keempat untuk menunjukkan bagaimana anak tersebut telah menjadi seorang dewasa yang sukses, seperti penggunaan kata kapal yang berarti itu adalah masa dewasa anak tersebut, nahkoda adalah anak tersebut, dan bayang yang telah pudar, elang telah kembari ke sarangnya menunjukkan bagaimana anak tersebut telah melalui masa mudanya dengan sukses dan berhasil.

Whether you’re aiming to learn some new marketable skills or just want to explore a topic, online learning platforms are a great solution for learning on your own schedule. You can also complete courses quickly and save money choosing virtual classes over in-person ones. In fact, individuals learn 40% faster on digital platforms compared to in-person learning.

Some online learning platforms provide certifications, while others are designed to simply grow your skills in your personal and professional life. Including Masterclass and Coursera, here are our recommendations for the best online learning platforms you can sign up for today.

The 7 Best Online Learning Platforms of 2022

About the author

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Other related Posts