- Analisis Puisi Percakapan Malam Hujan Karya Sapardi Djoko Damono
Puisi ini memberikan para pembaca makna-makna dalam yang terdapat di kehidupan sehari-hari manusia, contohnya adalah hujan dan lampu penerang jalan di malam hari. Sapardi memberikan makna yang terkandung di dalam hal-hal konkret seperti hujan, lampu penerang jalan, dan malam dengan hal-hal yang abstrak seperti gelap, kelam, gaib, nyaman, dan menggoda. Makna yang terkandung di dalam puisi ini adalah bagaimana hujan membawakan suasana gelap, kelam, dan gaib, tetapi disatu sisi juga membawa suasana yang nyaman, merdu, dan menghanyu
tkan, yang saling mengikat dengan gelap, kelam, dan gaib.
Sapardi juga memaknai lampu jalan sebagai objek yang mempunyai makna sebagai penyeimbang dari hujan yang turun membawa kegelapan, kekelaman dan kegaiban; lampu jalan memberikan makna ketenangan yang aman, nyaman dan jelas bagi manusia, dan mempertahankan manusia untuk tidak terhanyut kepada irama merdu yang dibawa oleh hujan. Maksud dari lampu adalah teman dari manusia adalah, manusia membutuhkan waktu untuk menerangi malam-malamnya yang gelap dan juga kelam karena adanya hujan, bukan hanya sebagai alat yang memberikan cahaya bagi kehidupan manusia, melainkan juga sebagai pemberi rasa aman dan nyaman bagi manusia.
Seperti gaya penulisan Sapardi Djoko Damono dalam puisi-puisinya yang lain, puisi ini dibuatnya untuk mengemukakan hal-hal yang abstrak, imajinatif dari pemikiran dan renungannya sendiri dan tidak mengandung isu-isu sosial atau kritik terhadap suatu lembaga atau orang tertentu. Puisi ini dibuat dengan mengambil unsur-unsur benda dalam kehidupan manusia, dan membuat jembatan yang menyambung makna dari kedua benda yang digunakan di dalam puisi ini, yaitu hujan, dan lampu.
Dari sudut pandang literatur, puisi ini tergolongkan sebagai puisi kontemporer karena penggunaan banyaknya kata di dalam setiap baris yang berbeda-berbeda, tidak terikat untuk pembuatan rima, dan isinya dan maknanya yang membahas hal-hal yang abstrak membuat puisi ini sebagai salah satu puisi yang secara jelas termasuk ke dalam jenis puisi kontemporer.
Ide Utama Puisi Percakapan Malam Hujan Karya Sapardi Djoko Damono
Ide utama dari puisi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana sebuah hal yang terlihat begitu indah, mengagumkan tetapi dibaliknya terdapat hal-hal yang berkebalikan dengan apa yang dapat dilihat, sedangkan hal-hal dipikir tidak memiliki makna apapun, malah membuat sesuatu yang sangat berharga bagi hidup manusia. Hal ini ditunjukkan dengan hujan, yang memberikan ketenangan, dan menghanyutkan manusia dengan irama merdu dari tetesan air hujan, tetapi dibaliknya, terdapat suasana gelap, kelam dan gaib yang terselubung dalam kesenangan dan irama merdu tetesan air hujan, yang akan membuat manusia gelisah ketika mengetahuinya.
Sedangkan benda-benda yang sebenarnya tidak menunjukkan makna apapun, seperti lampu penerang jalan yang ternyata memiliki makna yang lebih dalam daripada benda yang memberikan ketenangan bagi manusia. Lampu jalan yang memberikan cahaya untuk menerangi jalan, lebih memberikan manusia ketenangan di malam hari. Berkat cahaya dari lampu di malam hari, manusia dapat melakukan aktivitasnya tanpa perlu khawatir atau gelisah, berbeda dengan hujan yang turun di malam hari dan tanpa adanya lampu penerang jalan, manusia pasti akan merasa gelisah dan merasakan suasana yang gelap, kelam, dan gaib.
- Gaya Bahasa Puisi Percakapan Malam Hujan Karya Sapardi Djoko Damono
- Majas Personifikasi:
Personifikasi merupakan poetic devices yang digunakan terbanyak di dalam puisi ini. Hujan diwujudkan seakan-akan seperti manusia, karena dapat menggunakan mantel, sepatu panjang dan payung dan hujan tersebut berdiri sambil bersandar di tiang listrik, yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh hujan yang tidak mempunya rupa seperti manusia. Hujan juga digambarkan dapat berbicara dan berkomunikasi dengan lampu penerang jalan. Tetapi untuk lampu jalan, tidak ada personifikasi yang digunakan untuk mewujudkan bentuk dan rupa dari lampu penerang jalan, personifikasi yang dilakukan oleh lampu penerang jalan adalah hanya dengan berkomunikasi dengan hujan.
Tetapi, kita tetap dapat menentukan personifikasi dalam hal bentuk dan rupa untuk lampu jalan dengan melihat deskripsi wujud untuk hujan. Hujan dideskripsikan sebagai seseorang dan dia berbicara kepada lampu jalan yang berarti lampu dipersonifikasikan wujudnya sebagai seorang manusia juga, karena tidak mungkin hujan yang sudah dideskripsikan sebagai manusia, berbicara kepada makhluk lain yang bukanlah manusia.
- Majas Metafora:
Metafora di dalam puisi terdapat pada baris terakhir “Aku sahabat manusia. Mereka suka terang” yang dimana lampu disini bukan berperan sebagai sahabat sebenarnya, tapi seakan-akan lampu tersebut seperti teman bagi manusia karena lampu tersebut memberikan cahaya bagi manusia untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-harinya, dan khususnya dalam puisi ini adalah untuk membantu manusia melihat di dalam kegelapan, dan jika dihubungkan dengan puisi ini adalah untuk membuat manusia merasa nyaman di suasana hujan di malam hari dengan cahayanya.
- Tema Puisi Percakapan Malam Hujan Karya Sapardi Djoko Damono
Tema dari puisi ini adalah hujan, karena sejak awal, yang menjadi pusat perhatian dari puisi ini adalah hujan, bagaimana hujan meminta lampu untuk beristirahat dan tidur agar hujan dapat menggantikan lampu untuk menemani manusia dengan ketenangan dan irama rintik air hujan, dan juga lampu membalas permintaan dari hujan dengan alasan-alasan yang berhubungan dengan hujan. Percakapan yang terjadi di antara hujan dan lampu pun berputar di sekitar hujan.
Alasan lain yang menjadikan hujan sebagai tema di puisi ini adalah tidak ada apapun pada saat malam hari dapat membawakan ketenangan sekaligus juga dengan suasana gelap, kelam, dan gaib selain hujan.
- Tone Puisi Percakapan Malam Hujan Karya Sapardi Djoko Damono
Suasana yang ditampilkan dari puisi ini adalah tegang dan dingin. Suasana tegang berasal dari bagaimana percakapan yang terjadi di antara hujan dan lampu, khususnya di bagian dimana lampu membalas godaan dari hujan dengan ucapan yang keras, lugas, dan lebih dari itu, lampu meminta agar hujan kembali ke asalnya, yang terkesan dan kasar dan mengusir serta di baris terakhir lampu mengatakan dengan percaya diri bahwa dia adalah sahabat dari manusia dan manusia menyukai terang, yang menegaskan bahwa dia baik bagi manusia dan dia memiliki manfaat yang signifikan tidak seperti hujan, yang memberikan ketenangan dan juga suasanan gelap, kelam dan gaib yang dapat membuat manusia gelisah.
Suasana dingin terlihat dari bagaimana lampu membalas godaan dan permintaan dari hujan dengan keras, lugas dan percaya diri, karena dia tahu apa yang akan dibawa oleh hujan jika hujan yang menggantikannya menjaga manusia-manusia. Terlihat dari baris ketiga sampai terakhir bahwa lampu tidak suka hujan mencampuri urusannya, dan hubungan dari mereka berdua tidak begitu baik.
- Kesimpulan Puisi Percakapan Malam Hujan Karya Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono, seperti biasanya, menghasilkan puisi-puisi yang sangat padat yang pada kali ini terdiri dari hanya 6 baris tetapi dapat memberikan makna-makna yang benar-benar jelas dan cukup menarik bagaimana dia memaknai hal-hal yang sederhana, khususnya bagaimana dia memaknai hujan. Sapardi juga dapat mengolah ide-idenya akan kegelapan dan cahaya- yang masing-masing direpresentasikan oleh hujan dan lampu penerang jalan dengan menarik menggunakan personifikasi dan metafora seakan-akan hujan dan lampu adalah dua manusia yang sedang berbicara satu sama lain.
Some online learning platforms provide certifications, while others are designed to simply grow your skills in your personal and professional life. Including Masterclass and Coursera, here are our recommendations for the best online learning platforms you can sign up for today.
The 7 Best Online Learning Platforms of 2022
- Best Overall: Coursera
- Best for Niche Topics: Udemy
- Best for Creative Fields: Skillshare
- Best for Celebrity Lessons: MasterClass
- Best for STEM: EdX
- Best for Career Building: Udacity
- Best for Data Learning: Pluralsight